Beternak Ayam KUB, Petani Milenial Asal Kupang Jadi Miliarder
19 Oktober 2021
Diposting oleh : Admin

Beternak Ayam KUB, Petani Milenial Asal Kupang Jadi


Miliarder


KUPANG-Permintaan ayam kampung meningkat setiap tahun. Namun ketersediaan terbatas. Kondisi ini dimanfaatkan petani milenial asal Kupang, Mardianus Epafroditus Ili, yang merupakan Duta Petani Milenial (DPM) Kementerian Pertanian.

Mardianus Epafroditus memanfaatkan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB), yang selain memenuhi daging ayam, telurnya pun dapat dijual.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengapresiasi keberhasilan itu. Menurutya, pertanian itu seperti emas 100 karat. Bila dikelola dengan baik akan menjadi sesuatu yang berharga memaksimalkan potensi suatu daerah.

“Pertanian merupakan investasi jangka panjang yang tak akan berhenti selama manusia membutuhkan pangan,” tegas Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pertanian membutuhkan SDM yang andal dan unggul yang nantinya siap menjadi pengusaha pertanian milenial yang kreatif, inovatif, professional, berdaya saing dan tentunya mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin.

“Hadirnya Mardianus dan DPM/DPA lainnya menjadi aktor penting yang dapat mengajak generasi muda untuk menyukai pertanian dan menjadikan pertanian semakin maju, mandiri, dan modern,” tutur Dedi.

Mardianus Epafroditus Ili atau biasa disapa Mardianus, mengaku jika sekarang Ia mempunyai 3.000 – 5.000 ekor ayam dengan omzet penjualan daging dan telur mencapai Rp 20 juta hingga Rp 50 juta per bulan.

Ia juga mendirikan AFRO FARM (Advocacy and Research of Rural Framing Development) untuk memasarkan produknya.

“Dalam beternak ayam KUB perlu diperhatikan mulai dari pemilihan bibit, perkandangan, pemberian pakan, hingga pengendalian penyakit,” tuturnya.

Mardianus menambahkan bahwa perbedaan ayam KUB dan Joper ialah ayam KUB merupakan tipe ayam petelur sebab mereka lebih unggul dalam menghasilkan telur, sedangkan Joper lebih condong sebagai ayam pedaging.

Apabila ayam KUB dijadikan ayam pedaging, maka perlu waktu yang cukup lama yaitu 70 sampai 90 hari, sedangkan kalau ayam Joper bisa dipanen pada usia 60 hari.

“Ayam KUB sifat mengeramnya rendah apabila dibandingkan dengan ayam kampung biasa, tetapi mereka tetap mengeram kok. Namun untuk hasil penetasan telur ayam agar optimal disarankan menggunakan mesin tetas,” imbuhnya.

Dalam proses budidaya, tak sedikit tantangan yang dihadapi Mardianus. Contohnya ketersediaan stok bibit DOC untuk memenuhi permintaan petani peternak dampingan di NTT sehingga membutuhkan mesin tatas kapasitas 1.000 – 5.000 butir. Keterbatasan stok ayam KUB siap potong dan telur konsumsi oleh karena itu menjadi peluang untuk memperbanyak petani peternak ayam KUB di NTT. Serta, pengepakan produk karkas dan kuliner.

Dalam mengembangkan budidaya ayam KUB-nya, Mardianus bekerjasama dengan berbagai stakeholders di antaranya, PT. Sumber Unggas Indonesia, Prisma, NGO NTT Cerdas, NGO Lap-Timoris, NGO LKPM2 NTT, KSP Monafen, Kelompok Masyarakat (Petani-peternak Ntt), BBPP Noelbaki, Perguruan Tinggi (Politani Kupang), SMKN 1 Kualin, SMK Swasta Hazael. (*/aln)

SUMBER; https://timexkupang.com/2021/10/16/beternak-ayam-kub-petani-milenial-asal-kupang-jadi-miliarder/