Belajar di Desa
29 Oktober 2021
Diposting oleh : Admin

.

Belajar di Desa

Kerusakan lingkungan kita agaknya sudah sampai tahap yang serius dan mengkhawatirkan. Berbagai upaya tarik menarik skala global sebagai upaya untuk membangun kesadaran baru dan negosiasi serta inovasi atas kemungkinan aplikasi teknologi baru bagi industri agaknya masih terus berlangsung. Akankah kita hanya menunggu?

Arsitektur selama ini juga dituding sebagai perpanjangan industri yang ikut andil juga dalam merusak lingkungan alam. Upaya untuk mewujudkan arsitektur hijau yang lebih berempati pada lingkungan belum sepenuhnya menjadi gerakan yang masif. Mungkin juga belum cukup meyakinkan bahwa itu memang jalan terbaik untuk berdamai dengan alam. Sepertinya cara-cara yang lebih utuh melihat keselarasan kehidupan sebagai bagian dari alam, upaya hidup lebih tulus dan laras yang telah menjadi kesadaran masyarakat desa sejak zaman nenek moyang kita, perlulah ditengok kembali. Arsitektur yang lebih tulus bersatu menjadi bagian dari alam, mungkinkah?

Manusia modern yang telah terputus dan terjauhkan dengan alam agaknya memerlukan ‘jembatan pengetahuan’ untuk mampu kembali berkomunikasi, memahami dan hidup laras dalam naungan Alam Sang Ibu.

Pengetahuan tersebut perlu dibangun dihimpun kembali dan dijadikan dasar lagi untuk kehidupan kita kedepannya, termasuk berarsitektur di dalamnya.

Desa dalam lingkungan yang relatif masih alami merupakan tempat belajar yang sangat cocok, mengingatkan kembali atas budaya desa yang berdamai dengan alam, nilai kehidupan yang laras serta komunitas agraris sebagai perpustakaan hidup atas berbagai pengetahuan tentang alam. 

Desa menanti kita bersama untuk hidup alami mengalami memahami alam… [EP]

(Sumber; Santi_Laboratorium Desa)